Sabtu, 29 Desember 2012

Laporan Individu PPK


BAB I
MASALAH – MASALAH YANG DIALAMI
SELAMA PELAKSANAAN PPK

A.          Penyusunan RPP
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Adapun tujuan dari penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
a.      Memberikan landasan pokok bagi guru dan siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator
b.     Memberi gambaran mengenai acuan kerja jangka pendek
c.      Karena disusun dengan menggunakan pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa
d.     Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran, hasil dari kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik
   Agar kegiatan belajar menjadi lebih baik dan kondusif, maka diperlukanlah sebuah rancangan untuk memudahkan para guru tampil maksimal di depan para siswa. Namun dalam penyusunannya tidaklah mudah seperti yang di bayangkan kebanyakan orang. Semua susunan dalam RPP harus sesuai dengan tuntutan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu, muncul permasalahan – permasalahan yang sering di hadapi oleh para guru maupun calon guru.
   Berikut ini adalah permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh calon guru (Praktikan) ketika mengajar di SMPN 19 Malang :
1.   Penyusunan RPP Pertama
Dalam penyusunan RPP yang pertama ini pratikan merasa kesulitan untuk penyusunan RPP,  dimana RPP yang disusun ternyata harus sesuai dengan petunjuk dari guru pamong sehingga setelah direfisi masih banyak yang kurang. Kekurangannya antara lain:
a.      Pratikan merasa kesulitan untuk menentukan indikator yang harus di sinkronkan dengan tujuan pembelajaran. Menurut pratikan indikator sama dengan tujuan pembelajaran, namun ternyata tidaklah demikian, tujuan pembelajaran adalah penjabaran dari indikator.
b.     Kesulitan dalam menentukan metode dan model pembelajaran yang sesuai
c.      Penjabaran alokasi waktu tidak sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
d.     Materi yang dijabarkan tidak secara terperinci
e.      Dalam penyusunan RPP Praktikan tidak mencantumkan kriteria penilaian atau penskoran.
2.    Penyusunan RPP Kedua
a.       Masalah yang di hadapi masih sama dengan penyusunan RPP yang pertama yaitu Kesulitan dalam menentukan metode dan model pembelajaran yang sesuai.
b.       Waktu proses pembelajaran, tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP,
c.       Kesulitan dalam membedakan penilaian: teknik, bentuk instrument, dan contoh instrument.
3.    Penyusunan RPP Ketiga.
Untuk penyusunan RPP ke tiga, ke empat  dan ke lima praktikan  tidak menemukan kesulitan dan permasalahan, kerna peratikan selalu konsultasi dengan guru pembimbing.
B.          Proses Penampilan
a)   Penampilan pertama
§   Pada penampilan pertama, pratikan mengalami masalah umum yang selalu dialami oleh calon guru di setiap pengalaman pertama mengajar yaitu gugup atau nervous. Sehingga terkadang pratikan lupa apa yang akan dikatakan di depan kelas. Dalam menyampaikan materi pembelajaran, terkesan tidak teratur sehingga langkah-langkah pembelajaran yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan RPP.
§   Kesulitan membangun suasana kelas dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga apa yang diajarkan tidak diserap oleh siswa misalnya siswa tidak dapat menjelaskan kembali proses pencernaan pada manusia walaupun telah dijelaskan berkali-kali.
§   Menyesuaikan cara berbicara dengan kebiasaan berbicara siswa di tempat PPK.
§   Penggunaan kata-kata yang tidak dipahami siswa karena kebiasaan menggunakan kata yang berbeda.
b)   Penampilan kedua :
§   Mengalami kesulitan dalam memberi motivasi dan apresiasi sehingga tidak dapat dijawab oleh siswa, hal ini dapat terjadi karena pratikan tidak menyampaikan terlebih dahulu materi yang akan dipelajari.
§   Mengalami kesulitan dalam mengatur siswa di kelas dalam kegiatan bekelompok dan berdiskusi. Memang tidak dipikirian, jika dalam berdiskusi atau berkelompok siswa tidak ada yang tenang atau diam. Terkadang siswa terlihat serius berdiskusi namun ternyata membicarakan hal yang non-akademis atau bergurau sendiri-sendiri. Pratikan kurang memperhatikan apakah ada siswa yang sudah mendapatkan kelompok atau belum.
§   Kelemahan yang dimiliki pratikan adalah kurang tegas menghadapi siswa yang membuat gaduh kelas.
c)   Penampilan ketiga :
§   Permasalahan pratikan kurang memperdalam materi yang akan dijelaskan sehingga dalam kegiatan berdiskusi banyak siswa yang bertanya tentang materi.
§   Dalam menjelaskan materi pratikan terkadang lupa dengan media pembelajaran, sehingga media yang sudah disiapkan tidak dapat dijelaskan.
§   Waktu yang diberikan untuk berdiskusi kelompok tidak diberikan  sehingga untuk mempresentasikan hasil diskusi dilanjutkan ke pertemuan berikutnya.  
d)   Penampilan ke empat : sampai dengan Penampilan mengajar yang terakhir Praktikan tidak mendapatkan permasalahan-permasalahan yang berarti lagi.
C.          Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler
Di SMPN 19 Malang ini mempunyai berbagai macam ekstrakurikuler seperti , tari, Baca tulis AL-Qur’an (ngaji), Karate, pramuka, paskibra, Olympiade matematika, Olympiade bahasa inggris, Madding, Karya ilmiah remaja (KIR), Palang merah Remaja (PMR), Music/band, Futsal, Karate, Seni Lukis, Senia Tari, Bola Volly, Perisai Diri, Kulintang. Setiap kegiatan ekstrakurikule kami diberi kepercayaan SMPN 19 untuk mendamping dan membimbing siswa kelas VII dan VIII untuk mengadakan kegiatan ekstrakurikule, SMPN 19 pernah memenangkan perlombaan karate, renang, dan  mendapatkan juara umum semalang,
D.      Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Praktek
Bersosialisasi dimanapun, dengan siapapun, apapun, dan kapanpun memang sangat diperlukan jika kita hidup dengan orang lain. Hubungan sosial di SMPN 19 malang ini sangat tinggi dan menyenangkan. Mahasiswa PPK IKIP Budi Utomo diberikan kesempatan untuk menjalani piket harian layaknya guru sesungguhnya. Bagi mahasiswa yang piket dimulai dari jam 06.45 WIB (jam masuk) hingga pulang sekolah. Tugasnya adalah mencatat siswa yang datang terlambat dan tidak masuk, mengerjakan administrasi sekolah (jika diperlukan), mencatat guru yang tidak hadir dalam KBM kedalam jurnal, dan mengisi kelas yang kosong, mengisi buku induk siswa.
Banyak hal yang pratikan peroleh dari kegiatan ini yaitu pratikan bisa mengetahui bagaimana menginventariskan buku, bagaimana pengkodean buku yang benar, dan tata cara pengklasifikasian buku berdasarkan jenisnya.
E.      Proses Bimbingan
  Dalam proses bimbingan atau konsultasi dengan guru pamong maupun dosen pembimbing, praktikan hanya sering berkonsultasi dan berbagi pendapata atau solusi dengan guru pamong saja. Jika dengan dosen pembimbing praktikkan jarang berkomunikasi di karenakan kami jarang berjumpa, praktikan berkomunikasi dengan Guru pamong jika mengalami masalah pribadi atau dengan kelompok saja.



BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG DIALAMI
A.      Penyusunan RPP
     Pada penyusunan yang pertama RPP, pratikan mengalami kesulitan dalam menentukan indikator dan tujuan pembelajaran. Ini dikarenakan pratikan belum mengerti dan paham bagaimana mensinkronkan dua komponen tersebut. Metode yang digunakan belum sesuai. permasalahan yang dialami Praktikan pada penyusunan RPP yaitu penggunaan media yang tidak sesuai dikarenakan tidak ada persiapan. Penerapan materi tidak terperinci dikarenakan praktikan belum menguasai materi. Praktikan tidak mencantumkan kriteria penilaian atau penskoran karena Praktikan terburu-buru menyusun RPP sedangkan waktu pelaksanaannya sudah dekat.
       Pada penyusunan RPP yang kedua Faktor permasalahan yang dialami Praktiakan  yaitu waktu proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP, penyebabnya karena siswa yang terlalu banyak dan kebiasaan siswa yang suka bermain di dalam kelas. Waktu proses pembelajaran, tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP, Kesulitan dalam membedakan penilaian: teknik, bentuk instrument, dan contoh instrument.
       Pada penyusunan RPP yang ketiga penyebabnya adalah  pratikan kurang memperdalam materi yang akan dijelaskan sehingga dalam kegiatan berdiskusi banyak siswa yang bertanya tentang materi. Dalam menjelaskan materi peratikan terkadang lupa dengan media pembelajaran, sehingga media yang suda disiapkan tidak dapat dijelaskan. Waktu yang diberikan untuk berdiskusi kelompok tidak diberikan sehingga untuk mempresentasikan hasil diskusi dilanjutkan ke pertemuan berikutnya
B.      Proses Penampilan
       Permasalahan yang muncul pada penampilan pertama disebabkan karena ini adalah pengalaman pertama praktikan mengajar. Praktikan gugup menghadapi siswa yang sebenarnya yang membuat praktikan lebih tertantang. Berbeda ketika mengajar dengan sesama teman sendiri yang lebih santai dan mengenal satu sama lain. Di lapangan, praktikan harus menyesuaikan dulu dengan kondisi siswa-siswa yang akan di ajar. Mereka adalah orang–orang baru dimata praktikan. Sehingga praktikan terkadang merasa malu dan canggung ketika mengajar di depan kelas. Pengelolaan kelas VIII oleh Praktikan juga kurang maksimal. Praktikan kurang bisa mengendalikan kelas yang dipegang karena praktikan sendiri kurang tegas dalam memimpin kelas dan masih ragu untuk menegur karena masih baru saling mengenal satu sama lain.
       Pada penampilan mengajar kedua, praktikan kesulitan mengontrol siswa ketika kegiatan berdiskusi. Ini dikarenakan praktikan belum mampu menguasai kelas ketika diskusi berlangsung. Praktikan kurang mengggunakan metode / strategi pembelajaran yang efektif yang dapat membuat siswa lebih terkontrol.
Ketika penampilan mengajar ketiga, praktikan mulai ada peningkatan dalam pengelolaan kelas maupun cara mengajarnya.
C.      Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Dalam pelaksanaan bimbingan belajar maupun kegiatan ekstrakurikuler, praktikan dan mahasiswa PPK yang lain tidak mengalami kesulitan karena Praktikan diberi kesempatan dan kepercayaan untuk mendampingi ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 19 ini.
Dan mahasiswa praktikan sudah mempunyai pengalaman dalam Ekstrakurikuler yang ada di SMP Negeri 19, dan praktikan menjaga sesuai jurusan masing-masing.
Penekanan dalam ekstrakurikuler di SMP Negeri 19 ini sangat bagus karena keaktifan dan semangat siswa yang begitu tinggi, dan guru dalam memberi semangat atau motivasi bagi siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 19 Malang.
D.      Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Praktek
Ketika bersosialisasi dengan warga sekolah, praktikan tidak mengalami kesulitan. Pelaksanaan kegiatan seperti mengelola KOPSIS, pengelolaan perpustakaan juga terlaksana dengan baik. Juga dengan jadwal piket mahasiswa praktikan berjalan dengan baik dan praktikan membuat jadwal piket itu sendiri jadi jadwal piket praktikan tidak berbenturan dengan jadwal mengajar dan praktikan juga saling membantu guru untuk mengisi kelas yang kosong walaupun itu tidak pada waktu jadwal piket kami.
E.      Proses Bimbingan
        Faktor utama penyebab dari kurangnya bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing adalah sedikitnya intensitas waktu yang dimiliki oleh dosen pembimbing yang sulit ditemui. Sehingga praktikan kurang mendapatkan bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing yang seharusnya memberikan dukungan, arahan, dan motivasi pada mahasiswanya. Oleh karena itu praktikan mengandalkan masukan dari guru pamong dan teman – teman se-PPK.



















BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH

A.      Penyusunan RPP
Untuk menanggulangi masalah dalam penyusunan RPP pertama adalah praktikan harus benar – benar memahami bagaimana menyusun RPP yang baik dan benar. Praktikan harus berkonsultasi pada guru pembimbing bagaimana menghubungkan 2 komponen pembelajaran tersebut (indikator dan tujuan pembelajaran serta mencocokkan kembali dengan silabus yang ada sehingga tidak menimbulkan kerancuan dalam penulisan RPP.
Dalam menjabarkan materi pembelajaran, diharapkan praktikan tidak mengacu pada satu sumber saja melainkan harus mencari sumber belajar sebanyak- banyaknya. Penggunaan media juga menjadi masalah tersendiri bagi praktikan, mengingat media pembelajaran sangat diperlukan di sekolah ini. Siswa di SMP Negeri 19 ini mempunyai karakter yang unik yang jarang di temui di sekolah lain. Praktikan merasa di tantang untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa. Untuk itu praktikan sering melakukan sharing dengan guru pembimbing maupun dengan teman PPK yang lain. 
Penentuan produk yang harus sesuai dengan SKKD, indikator, dan tujuan pembelajaran memang agak sulit, namun praktikan berusaha untuk menyesuaikannya dengan meihat di silabus menyesuaikan sendiri agar produk yang dihasilkan di akhir pembelajaran dapat tercapai.
B.       Proses Penampilan
1.     Penampilan Pertama
Masalah yang dihadapi oleh Praktikan adalah :
ü  Pada awal mengajar masalah yang dihadapi yaitu gugup/nervous dan tegang, sehingga penyampaian materi kurang teratur dan tidak sesuai dengan RPP
ü  Praktikan kurang bisa mengelola kelas dengan baik.

Solusi :
Ø  Praktikan harus lebih menyiapkan diri jika akan mengajar sehingga dalam proses pembelajaran lebih tenang dan tidak tegang agar semua materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Ø  Dalam pengelolaan kelas, praktikan harus lebih memahami karakter siswa dan menggunakan strategi pembelajran yang tepat dan sesuai.
2.     Penampilan Kedua
Masalah yang dihadapi oleh Praktikan adalah :
Ø Kesulitan mengendalikan siswa dalam kegiatan berkelompok dan berdiskusi
Ø Praktikan kurang tegas dalam menghadapi siswa yang berbuat gaduh.
Solusi :
o   Dalam membimbing kelompok dan diskusi, seharusnya praktikan memberikan tanggung jawab sendiri-sendiri pada setiap anggota kelompok dengan memberikan tugas individu, sehingga mereka lebih fokus terhadap tugas kelompoknya.
o   Praktikan seharusnya memberikan ketegasan pada siswa yang suka membuat gaduh dikelas dengan menanamkan kedisiplinan di awal kegiatan pembelajaran, sehingga dalam kegiatn pembelajaran lebih fokus dan kondusif.
C.       Bimbingan Belajar atau Ekstrakurikuler
Untuk kegiatan ekstrakurikuler praktikan merasa bahwa tidak ada kendala pada setiap kegiatan ekskul karena semangat dan Kektifan siswa di SMP Negeri 19 yang begitu tinggi dan guru pembimbing yang bersemangat dan memberi motivasi kepada muridnya
D.          Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Praktek
Untuk menanggulangi kendala dalam lingkungan sekolah / tempat praktek khususnya di Organisasi Intra Sekolah atau yang biasa di sebut dengan OSIS, seharusnya siswa di beri pengertian arti OSIS, misi dan visi, dan tujuan OSIS tersebut, jadi jika siswa OSIS mengadakan pertemuan itu harus tahu apa yang akan dilakukan, jadi tidak seperti saat ini, di SMP Negeri 19  siswa atau anggota OSIS kurang mengerti atau kurang paham. Pertemuan yang diadakan selalu tidak bermanfaat bagi OSIS. Oleh karena itu, jika setiap ada pertemuan OSIS ada baiknya selalu didampingi oleh pembina OSIS.

E.          Proses Bimbingan
         Untuk menanggulangi kendala bimbingan, praktikan menyempatkan diri untuk meminta saran dan masukan dari guru pembimbing disela-sela waktu yang luang. Untuk konsultasi dengan dosen pembimbing, biasanya praktikan lakukan via telepon dan bertemu di kampus. Oleh karena itu  proses bimbingan dapat berjalan dengan baik dan praktikan dapat membenahi kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya.



















BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.     Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan telah dijabarkan dalam silabus.
2.     Penyusunan RPP
a)     Dalam menyusun RPP, praktikan diharapkan menyesuaikan dengan silabus dan Standar Isi yang berlaku agar tidak menimbulkan kerancuan dalam penyusunannya.
b)     Dalam menjabarkan dan mengembangkan materi, praktikan dapat mencari dari sumber-sumber yang sebanyak-banyaknya, agar dapat lebih matang dalam menjelaskan materi, dan sumber tersebut tidak harus dari buku yang dapat dari sekolah, tapi dari luar sekolah pun bisa, jadi tidak harus dari 1 buku saja.
c)     Penyesuaian antara indikator dan tujuan pmbelajaran harus sesuai dengan produk yang akan dihasilkan  dalam akhir pembelajaran.
3.     Proses Penampilan
a)     Persiapan diri yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan baik
b)     Kurangnya memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan.
c)     Penguasaan strategi dan metode pembelajaran yang tepat membuat praktikan mudah mengelola kelas dengan baik. 
d)     Kurang jelas dalam memberikan contoh atau ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi.
e)     Kurang mengeksplore media yang sudah ada sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah SMP Negeri 19 Malang.
4.     Bimbingan Belajar atau Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler itu sangat penting bagi siswa SMP Negeri 19 Malang, karena dengan adanya ekstrakurikuler siswa dapat percaya diri, mempunyai berbagai macam pengalaman. Dan siswa SMP Negeri 19 Malang ini adalah siswa yang sangat berbakat dan cerdas karena mampu menang dalam berbagai macam perlombaan.
5.     Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Praktek
Guru dan mahasiswa praktikan IKIP Budi Otomo dapat saling bekerja sama dan mengelola SMP Negeri 19 Malang.
6.     Proses Bimbingan
Praktikan meminta saran, arahan, dan masukan dari guru pembimbig maupun dosen pembimbing dengan memanfaatkan waktu luang.
B.    Saran
1.     Diharapkan guru dapat meningkatkan komunikasinya dengan siswa SMP Negeri 19 Malang, agar siswa SMP Negeri 19 Malang dapat termotivasi untuk belajarnya dan kegiatan – kegiatan yang ada di SMP Negeri 19 Malang.
2.     Diharapkan dosen pamong lebih meningkatkan intensitas waktu luang untuk  berkomunikasi dan membimbing praktikan
3.     Dalam kegiatan belajar mengajar peranan media sangat penting dan bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu, diharapkan praktikan dapat memanfaatkan media pebelajaran dengan baik, dan sekolah memberikan fasilitas untuk media pembelajaran.
4.     Dalam menyampaikan materi harus lebih matang dan jelas sehingga siswa lebih paham dan mudah menyerap pelajaran.













Tidak ada komentar:

Posting Komentar