BAB I
MASALAH – MASALAH YANG DIALAMI
SELAMA PELAKSANAAN PPK
A.
Penyusunan RPP
RPP adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus.
Adapun tujuan dari penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
a. Memberikan landasan pokok bagi guru dan
siswa dalam mencapai kompetensi dasar dan indikator
b. Memberi gambaran mengenai acuan kerja
jangka pendek
c. Karena disusun dengan menggunakan
pendekatan sistem, memberi pengaruh terhadap pengembangan individu siswa
d. Karena dirancang secara matang sebelum pembelajaran,
hasil dari kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik
Agar kegiatan belajar menjadi lebih baik dan
kondusif, maka diperlukanlah sebuah rancangan untuk memudahkan para guru tampil
maksimal di depan para siswa. Namun dalam penyusunannya tidaklah mudah seperti
yang di bayangkan kebanyakan orang. Semua susunan dalam RPP harus sesuai dengan
tuntutan kurikulum yang digunakan. Oleh karena itu, muncul permasalahan –
permasalahan yang sering di hadapi oleh para guru maupun calon guru.
Berikut ini adalah permasalahan-
permasalahan yang dihadapi oleh calon guru (Praktikan) ketika mengajar di SMPN
19 Malang :
1. Penyusunan RPP Pertama
Dalam penyusunan RPP yang
pertama ini pratikan merasa kesulitan untuk penyusunan
RPP, dimana RPP yang disusun ternyata
harus sesuai dengan petunjuk dari guru pamong sehingga setelah direfisi masih
banyak yang kurang. Kekurangannya antara lain:
a.
Pratikan
merasa kesulitan untuk menentukan indikator yang harus di sinkronkan dengan
tujuan pembelajaran. Menurut pratikan indikator sama dengan tujuan
pembelajaran, namun ternyata tidaklah demikian, tujuan pembelajaran adalah
penjabaran dari indikator.
b.
Kesulitan dalam menentukan
metode dan model pembelajaran yang sesuai
c.
Penjabaran
alokasi waktu tidak sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran.
d.
Materi yang dijabarkan tidak
secara terperinci
e.
Dalam penyusunan RPP Praktikan
tidak mencantumkan kriteria penilaian atau penskoran.
2. Penyusunan RPP Kedua
a.
Masalah yang di hadapi masih
sama dengan penyusunan RPP yang pertama yaitu Kesulitan dalam menentukan metode
dan model pembelajaran yang sesuai.
b.
Waktu proses pembelajaran,
tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP,
c.
Kesulitan dalam membedakan
penilaian: teknik, bentuk instrument, dan contoh instrument.
3. Penyusunan RPP Ketiga.
Untuk penyusunan RPP ke tiga, ke empat dan ke lima praktikan tidak menemukan kesulitan dan permasalahan,
kerna peratikan selalu konsultasi dengan guru pembimbing.
B.
Proses Penampilan
a) Penampilan pertama
§ Pada penampilan pertama, pratikan mengalami masalah umum yang selalu dialami oleh calon guru di setiap
pengalaman pertama mengajar yaitu gugup atau nervous. Sehingga terkadang
pratikan lupa apa yang akan dikatakan di depan kelas. Dalam menyampaikan materi
pembelajaran, terkesan tidak teratur sehingga langkah-langkah pembelajaran yang
sudah direncanakan tidak sesuai dengan RPP.
§ Kesulitan membangun suasana
kelas dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga apa yang
diajarkan tidak diserap oleh siswa misalnya siswa tidak dapat menjelaskan
kembali proses pencernaan pada manusia walaupun telah dijelaskan berkali-kali.
§ Menyesuaikan cara berbicara
dengan kebiasaan berbicara siswa di tempat PPK.
§ Penggunaan kata-kata yang
tidak dipahami siswa karena kebiasaan menggunakan kata yang berbeda.
b)
Penampilan kedua :
§ Mengalami kesulitan dalam
memberi motivasi dan apresiasi sehingga tidak dapat dijawab oleh siswa, hal ini
dapat terjadi karena pratikan tidak menyampaikan terlebih dahulu materi yang
akan dipelajari.
§ Mengalami kesulitan dalam
mengatur siswa di kelas dalam
kegiatan bekelompok dan berdiskusi. Memang tidak dipikirian, jika dalam
berdiskusi atau berkelompok siswa tidak ada yang tenang atau diam. Terkadang
siswa terlihat serius berdiskusi namun ternyata membicarakan hal yang
non-akademis atau bergurau sendiri-sendiri. Pratikan kurang memperhatikan
apakah ada siswa yang sudah mendapatkan kelompok atau belum.
§ Kelemahan
yang dimiliki pratikan adalah kurang tegas menghadapi siswa yang membuat gaduh
kelas.
c)
Penampilan ketiga :
§ Permasalahan pratikan kurang memperdalam materi yang
akan dijelaskan sehingga dalam kegiatan berdiskusi banyak siswa yang bertanya
tentang materi.
§ Dalam menjelaskan materi pratikan terkadang lupa dengan media
pembelajaran, sehingga media yang sudah disiapkan tidak dapat dijelaskan.
§ Waktu yang diberikan untuk berdiskusi
kelompok tidak diberikan sehingga untuk
mempresentasikan hasil diskusi dilanjutkan ke pertemuan berikutnya.
d)
Penampilan ke empat : sampai
dengan Penampilan mengajar yang terakhir Praktikan tidak mendapatkan
permasalahan-permasalahan yang berarti lagi.
C.
Bimbingan Belajar/Ekstra Kurikuler
Di SMPN 19 Malang ini
mempunyai berbagai macam ekstrakurikuler seperti , tari, Baca tulis AL-Qur’an
(ngaji), Karate, pramuka, paskibra, Olympiade
matematika, Olympiade bahasa inggris, Madding, Karya ilmiah remaja (KIR), Palang
merah Remaja (PMR), Music/band, Futsal, Karate, Seni Lukis, Senia Tari, Bola
Volly, Perisai Diri, Kulintang. Setiap kegiatan ekstrakurikule kami diberi kepercayaan SMPN 19 untuk
mendamping dan membimbing siswa kelas VII dan VIII untuk mengadakan kegiatan
ekstrakurikule, SMPN 19 pernah memenangkan perlombaan karate, renang, dan mendapatkan juara umum semalang,
D. Partisipasi
dalam Kehidupan Sekolah / Tempat Praktek
Bersosialisasi dimanapun,
dengan siapapun, apapun, dan kapanpun memang sangat diperlukan jika kita hidup
dengan orang lain. Hubungan sosial di SMPN 19 malang ini sangat tinggi dan
menyenangkan. Mahasiswa PPK IKIP Budi Utomo diberikan kesempatan untuk
menjalani piket harian layaknya guru sesungguhnya. Bagi mahasiswa yang piket
dimulai dari jam 06.45 WIB (jam masuk) hingga pulang sekolah. Tugasnya adalah
mencatat siswa yang datang terlambat dan tidak masuk, mengerjakan administrasi
sekolah (jika diperlukan), mencatat guru yang tidak hadir dalam KBM kedalam
jurnal, dan mengisi kelas yang kosong, mengisi buku induk siswa.
Banyak hal yang pratikan
peroleh dari kegiatan ini yaitu pratikan bisa mengetahui bagaimana
menginventariskan buku, bagaimana pengkodean buku yang benar, dan tata cara
pengklasifikasian buku berdasarkan jenisnya.
E. Proses Bimbingan
Dalam proses bimbingan atau konsultasi dengan
guru pamong maupun dosen pembimbing, praktikan hanya sering berkonsultasi dan berbagi
pendapata atau solusi dengan guru pamong saja. Jika dengan dosen pembimbing
praktikkan jarang berkomunikasi di karenakan kami jarang berjumpa, praktikan
berkomunikasi dengan Guru pamong jika mengalami masalah pribadi atau dengan
kelompok saja.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH YANG
DIALAMI
A.
Penyusunan RPP
Pada
penyusunan yang pertama RPP, pratikan mengalami kesulitan dalam menentukan
indikator dan tujuan pembelajaran. Ini dikarenakan pratikan belum mengerti dan
paham bagaimana mensinkronkan dua komponen tersebut. Metode yang digunakan belum
sesuai. permasalahan yang dialami Praktikan pada penyusunan RPP yaitu
penggunaan media yang tidak sesuai dikarenakan tidak ada persiapan. Penerapan
materi tidak terperinci dikarenakan praktikan belum menguasai materi. Praktikan
tidak mencantumkan kriteria penilaian atau penskoran karena Praktikan
terburu-buru menyusun RPP sedangkan waktu pelaksanaannya sudah dekat.
Pada penyusunan RPP yang kedua Faktor
permasalahan yang dialami Praktiakan yaitu
waktu proses pembelajaran yang tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan
dalam RPP, penyebabnya karena siswa yang terlalu banyak dan kebiasaan siswa
yang suka bermain di dalam kelas. Waktu proses
pembelajaran, tidak sesuai dengan waktu yang direncanakan dalam RPP, Kesulitan
dalam membedakan penilaian: teknik, bentuk instrument, dan contoh instrument.
Pada penyusunan RPP yang ketiga
penyebabnya adalah pratikan kurang
memperdalam materi yang akan dijelaskan sehingga dalam kegiatan berdiskusi
banyak siswa yang bertanya tentang materi. Dalam
menjelaskan materi peratikan terkadang lupa dengan media pembelajaran, sehingga
media yang suda disiapkan tidak dapat dijelaskan. Waktu yang diberikan
untuk berdiskusi kelompok tidak diberikan sehingga untuk mempresentasikan hasil
diskusi dilanjutkan ke pertemuan berikutnya
B.
Proses Penampilan
Permasalahan
yang muncul pada penampilan pertama disebabkan karena ini adalah pengalaman
pertama praktikan mengajar. Praktikan gugup menghadapi siswa yang sebenarnya
yang membuat praktikan lebih tertantang. Berbeda ketika mengajar dengan sesama
teman sendiri yang lebih santai dan mengenal satu sama lain. Di lapangan,
praktikan harus menyesuaikan dulu dengan kondisi siswa-siswa yang akan di ajar.
Mereka adalah orang–orang baru dimata praktikan. Sehingga praktikan terkadang
merasa malu dan canggung ketika mengajar di depan kelas. Pengelolaan kelas VIII
oleh Praktikan juga kurang maksimal. Praktikan kurang bisa mengendalikan kelas
yang dipegang karena praktikan sendiri kurang tegas dalam memimpin kelas dan
masih ragu untuk menegur karena masih baru saling mengenal satu sama lain.
Pada
penampilan mengajar kedua, praktikan kesulitan mengontrol siswa ketika kegiatan
berdiskusi. Ini dikarenakan praktikan belum mampu menguasai kelas ketika
diskusi berlangsung. Praktikan kurang mengggunakan metode / strategi
pembelajaran yang efektif yang dapat membuat siswa lebih terkontrol.
Ketika penampilan
mengajar ketiga, praktikan mulai ada peningkatan dalam pengelolaan kelas maupun
cara mengajarnya.
C.
Bimbingan Belajar / Ekstrakurikuler
Dalam
pelaksanaan bimbingan belajar maupun kegiatan ekstrakurikuler, praktikan dan
mahasiswa PPK yang lain tidak mengalami kesulitan karena Praktikan diberi
kesempatan dan kepercayaan untuk mendampingi ekstrakurikuler yang ada di SMP
Negeri 19 ini.
Dan
mahasiswa praktikan sudah mempunyai pengalaman dalam Ekstrakurikuler yang ada
di SMP Negeri 19, dan praktikan menjaga sesuai jurusan masing-masing.
Penekanan
dalam ekstrakurikuler di SMP Negeri 19 ini sangat bagus karena keaktifan dan
semangat siswa yang begitu tinggi, dan guru dalam memberi semangat atau
motivasi bagi siswa untuk mengikuti ekstrakurikuler di SMP Negeri 19 Malang.
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah /
Tempat Praktek
Ketika
bersosialisasi dengan warga sekolah, praktikan tidak mengalami kesulitan.
Pelaksanaan kegiatan seperti mengelola KOPSIS, pengelolaan perpustakaan juga
terlaksana dengan baik. Juga dengan jadwal piket mahasiswa praktikan berjalan
dengan baik dan praktikan membuat jadwal piket itu sendiri jadi jadwal piket
praktikan tidak berbenturan dengan jadwal mengajar dan praktikan juga saling
membantu guru untuk mengisi kelas yang kosong walaupun itu tidak pada waktu
jadwal piket kami.
E. Proses Bimbingan
Faktor
utama penyebab dari kurangnya bimbingan dan arahan dari dosen pembimbing adalah
sedikitnya intensitas waktu yang dimiliki oleh dosen pembimbing yang sulit
ditemui. Sehingga praktikan kurang mendapatkan bimbingan dan arahan dari dosen
pembimbing yang seharusnya memberikan dukungan, arahan, dan motivasi pada
mahasiswanya. Oleh karena itu praktikan mengandalkan masukan dari guru pamong
dan teman – teman se-PPK.
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
A. Penyusunan RPP
Untuk
menanggulangi masalah dalam penyusunan RPP pertama adalah praktikan harus benar
– benar memahami bagaimana menyusun RPP yang baik dan benar. Praktikan harus
berkonsultasi pada guru pembimbing bagaimana menghubungkan 2 komponen
pembelajaran tersebut (indikator dan tujuan pembelajaran serta mencocokkan kembali
dengan silabus yang ada sehingga tidak menimbulkan kerancuan dalam penulisan
RPP.
Dalam
menjabarkan materi pembelajaran, diharapkan praktikan tidak mengacu pada satu
sumber saja melainkan harus mencari sumber belajar sebanyak- banyaknya.
Penggunaan media juga menjadi masalah tersendiri bagi praktikan, mengingat
media pembelajaran sangat diperlukan di sekolah ini. Siswa di SMP Negeri 19 ini
mempunyai karakter yang unik yang jarang di temui di sekolah lain. Praktikan
merasa di tantang untuk dapat mengembangkan media pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi siswa. Untuk itu praktikan sering melakukan sharing
dengan guru pembimbing maupun dengan teman PPK yang lain.
Penentuan produk yang harus sesuai dengan
SKKD, indikator, dan tujuan pembelajaran memang agak sulit, namun praktikan
berusaha untuk menyesuaikannya dengan meihat di silabus menyesuaikan sendiri
agar produk yang dihasilkan di akhir pembelajaran dapat tercapai.
B.
Proses Penampilan
1. Penampilan Pertama
Masalah
yang dihadapi oleh Praktikan adalah :
ü Pada awal mengajar masalah yang dihadapi
yaitu gugup/nervous dan tegang, sehingga penyampaian materi kurang teratur dan
tidak sesuai dengan RPP
ü Praktikan kurang bisa mengelola kelas
dengan baik.
Solusi :
Ø Praktikan harus lebih menyiapkan diri jika
akan mengajar sehingga dalam proses pembelajaran lebih tenang dan tidak tegang
agar semua materi pembelajaran dapat tersampaikan dengan baik.
Ø Dalam pengelolaan kelas, praktikan harus
lebih memahami karakter siswa dan menggunakan strategi pembelajran yang tepat
dan sesuai.
2. Penampilan Kedua
Masalah yang dihadapi oleh Praktikan adalah :
Ø Kesulitan mengendalikan siswa dalam
kegiatan berkelompok dan berdiskusi
Ø Praktikan kurang tegas dalam menghadapi
siswa yang berbuat gaduh.
Solusi :
o
Dalam
membimbing kelompok dan diskusi, seharusnya praktikan memberikan tanggung jawab
sendiri-sendiri pada setiap anggota kelompok dengan memberikan tugas individu,
sehingga mereka lebih fokus terhadap tugas kelompoknya.
o
Praktikan
seharusnya memberikan ketegasan pada siswa yang suka membuat gaduh dikelas
dengan menanamkan kedisiplinan di awal kegiatan pembelajaran, sehingga dalam
kegiatn pembelajaran lebih fokus dan kondusif.
C.
Bimbingan Belajar atau Ekstrakurikuler
Untuk
kegiatan ekstrakurikuler praktikan merasa bahwa tidak ada kendala pada setiap
kegiatan ekskul karena semangat dan Kektifan siswa di SMP Negeri 19 yang begitu
tinggi dan guru pembimbing yang bersemangat dan memberi motivasi kepada
muridnya
D.
Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah /
Tempat Praktek
Untuk menanggulangi kendala dalam
lingkungan sekolah / tempat praktek khususnya di Organisasi Intra Sekolah atau
yang biasa di sebut dengan OSIS, seharusnya siswa di beri pengertian arti OSIS,
misi dan visi, dan tujuan OSIS tersebut, jadi jika siswa OSIS mengadakan
pertemuan itu harus tahu apa yang akan dilakukan, jadi tidak seperti saat ini,
di SMP Negeri 19 siswa atau anggota OSIS
kurang mengerti atau kurang paham. Pertemuan yang diadakan selalu tidak bermanfaat
bagi OSIS. Oleh karena itu, jika setiap ada pertemuan OSIS ada baiknya selalu
didampingi oleh pembina OSIS.
E.
Proses Bimbingan
Untuk
menanggulangi kendala bimbingan, praktikan menyempatkan diri untuk meminta
saran dan masukan dari guru pembimbing disela-sela waktu yang luang. Untuk
konsultasi dengan dosen pembimbing, biasanya praktikan lakukan via telepon dan
bertemu di kampus. Oleh karena itu proses bimbingan dapat berjalan dengan baik
dan praktikan dapat membenahi kesalahan-kesalahan yang dilakukan sebelumnya.
BAB IV
KESIMPULAN DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan
telah dijabarkan dalam silabus.
2. Penyusunan RPP
a) Dalam menyusun
RPP, praktikan diharapkan menyesuaikan dengan silabus dan Standar Isi yang
berlaku agar tidak menimbulkan kerancuan dalam penyusunannya.
b) Dalam
menjabarkan dan mengembangkan materi, praktikan dapat mencari dari
sumber-sumber yang sebanyak-banyaknya, agar dapat lebih matang dalam
menjelaskan materi, dan sumber tersebut tidak harus dari buku yang dapat dari
sekolah, tapi dari luar sekolah pun bisa, jadi tidak harus dari 1 buku saja.
c) Penyesuaian
antara indikator dan tujuan pmbelajaran harus sesuai dengan produk yang akan
dihasilkan dalam akhir pembelajaran.
3.
Proses Penampilan
a) Persiapan diri yang matang agar proses
pembelajaran berjalan dengan baik
b) Kurangnya memotivasi siswa berkaitan
dengan materi yang diajarkan.
c) Penguasaan strategi dan metode pembelajaran
yang tepat membuat praktikan mudah mengelola kelas dengan baik.
d) Kurang jelas dalam memberikan contoh atau
ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi.
e) Kurang mengeksplore media yang sudah ada
sesuai dengan kondisi siswa dan sekolah SMP Negeri 19 Malang.
4.
Bimbingan Belajar atau Ekstrakurikuler
Ekstrakurikuler itu sangat penting bagi siswa SMP Negeri
19 Malang, karena dengan adanya ekstrakurikuler siswa dapat percaya diri,
mempunyai berbagai macam pengalaman. Dan siswa SMP Negeri 19 Malang ini adalah
siswa yang sangat berbakat dan cerdas karena mampu menang dalam berbagai macam
perlombaan.
5. Partisipasi dalam Kehidupan Sekolah /
Tempat Praktek
Guru dan mahasiswa praktikan IKIP Budi Otomo dapat
saling bekerja sama dan mengelola SMP Negeri 19 Malang.
6. Proses Bimbingan
Praktikan meminta saran, arahan, dan masukan dari guru pembimbig maupun
dosen pembimbing dengan memanfaatkan waktu luang.
B.
Saran
1. Diharapkan guru dapat meningkatkan
komunikasinya dengan siswa SMP Negeri 19 Malang, agar siswa SMP Negeri 19
Malang dapat termotivasi untuk belajarnya dan kegiatan – kegiatan yang ada di
SMP Negeri 19 Malang.
2. Diharapkan dosen pamong lebih meningkatkan
intensitas waktu luang untuk
berkomunikasi dan membimbing praktikan
3. Dalam kegiatan belajar mengajar peranan
media sangat penting dan bermanfaat bagi siswa. Oleh karena itu, diharapkan
praktikan dapat memanfaatkan media pebelajaran dengan baik, dan sekolah
memberikan fasilitas untuk media pembelajaran.
4. Dalam menyampaikan materi harus lebih
matang dan jelas sehingga siswa lebih paham dan mudah menyerap pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar